Minggu, 23 Oktober 2011

Masjid Nabawi Kini Dibuka 24 Jam

Masjid Nabawi Kini Dibuka 24 Jam 
MADINAH, (PR).-
Kota Madinah Al-Munawarah musim haji 1428 H lebih istimewa dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Sebab, dua hari menjelang kedatangan jemaah, Masjid Nabawi dibuka selama 24 jam.

MASJID Nabawi di Kota Madinah sekarang dibuka 24 jam sehingga jemaah bisa leluasa salat dan berdoa di masjid megah ini. Tampak beberapa jemaah sedang "moyan"/berjemur di depan masjid untuk menghangatkan tubuh di tengah udara dingin kota itu pada musim haji 1427 H lalu.*WAWAN DJUWARNA/"PR"
”Sebelumnya, selesai salat Isya, masjid ditutup. Jemaah yang ingin melaksanakan salat setelah itu melakukannya di pelataran atau menunggu dibuka pukul 3.00 pagi,” kata wartawan ”PR”, Nanang Setiawan, dalam laporannya semalam.
Nanang yang tergabung dalam kloter 13 Jabar/Kota Bandung tiba di Madinah Al-Munawarah, Kamis (22/11) pukul 14.30 waktu setempat atau pukul 18.30 WIB. Jemaah yang dipimpin Ketua kloter Drs. H. Komarudin berjumlah 449 orang, termasuk Drs. H. Maman Suparman (mantan Sekda Kota Bandung) dan Buya Salimudin (pimpinan Pondok Pesantren Darussalam Margahayu Raya Bandung).
Dilaporkan, di siang hari cuaca Kota Madinah begitu terik. Namun pada malam hari, apalagi menjelang subuh, udara begitu dingin. Semakin kencang angin bertiup, semakin dingin pula udara terasa menusuk tulang.
”Meskipun dingin, banyak jemaah yang melaksanakan ibadah di malam hari. Justru mereka nyaman beribadah di dalam masjid daripada di luar. Saat di udara terbuka, dingin membuat kita menggigil. Namun begitu masuk, udara terasa hangat. Apalagi, masjid yang menggunakan karpet tebal, menambah jemaah betah tinggal di dalamnya.
Aktivitas di Masjid Nabawi berbeda dibandingkan dengan kegiatan di Masjidilharam di Mekah. Di Masjid Rasul, jemaah haji hanya melaksanakan salat fardu secara berjemaah.
Jemaah Indonesia pada umumnya mengejar salat Arba’in yaitu melaksanakan salat fardu secara berjemaah selama 40 kali berturut-turut. Selebihnya, jemaah melaksanakan salat-salat Nawafil, seperti salat Tahajud di malam hari, salat Rawatib, salat Duha di pagi hingga siang hari.
Sementara kegiatan di Mekah Al-Mukaramah, selain melaksanakan salat-salat sunat, jemaah juga melaksanakan tawaf, baik tawaf wajib maupun tawaf sunat. Di Masjidilharam, tawaf mengelilingi Kabah sebanyak tujuh kali sama dengan salat sunat Tahiyatul Masjid di masjid-masjid yang lain.
Karena tawaf ini, Masjidilharam tidak pernah berhenti beraktivitas. Bahkan di tengah malam sekalipun, jemaah tetap berjubel mengelilingi Kabah dan berebut mencium Hajar Aswad.
Di Masjid Nabawi, kegiatan favorit jemaah adalah menziarahi makam Rasulullah saw., dan makan Abu Bakar Ashiddiq, serta makam Umar bin Khattab yang letaknya di ujung paling depan masjid. Setiap selesai dilaksanakan salat fardu, jemaah yang paling depan keluar masjid sembari melewati tiga makam ini, sementara jemaah di belakangnya menyusul di belakangnya.
Sebelum Masjid Nabawi dibuka 24 jam, jemaah berebut ziarah setiap usai salat fardu atau pada jam-jam salat Duha. Akan tetapi sekarang ini, jemaah memiliki rentang waktu yang cukup lama menziarahi makam Rasul dan dua sahabatnya ini di malam hari.
Hanya saja, setelah pukul 3.00 dini hari, jemaah yang berada di Raudhah tidak mau bergerak lagi. Mereka bertahan di bagian masjid yang paling depan untuk melaksanakan salat subuh di tempat yang mustajab untuk berdoa. Ziarah pun terhenti, menunggu saat salat Subuh tiba.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar